Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar dijadikan tersangka "pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjara (PRB) Nasrudin Zulkarnain sejak 30 April kemarin. Antasari dijadikan tersangka intellectual dader alias otak pembunuhan.
"Adalah satu tersangka dari pelaku intellectual dader (otak pelaku) adalah Antasari Azhar. Tempat tanggal lahir di Pondok Pinang 18 Maret 1953, ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung (Kejagung) Jasman Panjaitan membacakan surat dari Mabes Polri.
Hal itu disampaikan Jasman dalam jumpa pers di Kejagung, Jl Sultan Hasanuddin, Jakarta Selatan, Jumat (1/5/2009).
Surat yang diterima Kejagung Jumat ini tersebut ditandatangani Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji.
"Guna kelancaran kasusnya diberitahukan kepada Jaksa Agung dan Pimpinan KPK bahwa penyidik Polri akan melakukan upaya paksa. Tertanda Kabareskrim Susno Duadji," lanjut Jasman.
Jasman menjelaskan, perkara pembunuhan Nasrudin ini akan tetap ditangani oleh Kejagung, selaku jaksa penuntut umum. Izin untuk menyidik Antasari pun tidak diperlukan karena Antasari sudah tidak tercatat sebagai pegawai Kejagung.
"Bahwa sejak Antasari Azhar sudah menjadi Ketua KPK maka status kepegawaian beliau sudah secara administratif tidak ada lagi di Kejagung. Maka pasal 8 ayat 5 Undang-Undang tentang Kejaksaan bahwa izin penyidikan tidak diperlukan dalam penyidikan kasus ini dan juga dihubungkan dengan ketentuan yang mengatur di KPK," jelasnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 komentar:
CINTA BIRAHI ANTASARI
Antasari Azhar memang fenomenal. Menyala bagai api, melompat dari hati, membakar hangus koruptor lalu jatuh, menghilang menjadi abu. Hancur nama dan karirnya. Dia tersangka aktor intelektual pembunuhan Nasrudin, dengan latar cinta segitiga.
Benarkah pembunuh Nasrudin adalah Antasari??!!
Lepas dari persoalan pro dan kontra persoalan itu, ini adalah hasrat permasalahan cinta.
Cinta... selalu menghidangkan suatu madah tersendiri di segala lapisan masyarakat. Cinta selalu menguak rahasia alam dan misteri keabadian. Seperti tertulis dalam kisah Julius Caesar-Cleopatra, Bill Clinton-Monica Lewinski, Yahya Zaini-Maria Eva, Al Amin-Eifel, kini Antasari-Rani, semua berlatar belakang cinta.
Cinta telah membutakan mata meraka. Bagai setangkai mawar mekar indah, namun disekelilingnya dibangun pagai berduri. Mereka membabat habis pagar itu tanpa membiarkan ia berjalan dalam prosesi cinta.
Dari semua permasalahan,cinta selalu menampakkan fragment kekakuan, tiap-tiap segi permasalahan cinta membawa derita, memojokkan manusia menuju kehidupan yang serba fana.
Julius Cesar akhirnya hidup sendiri ditinggal mati Cleopatra, Al-amin dihukum 10 tahun penjara kemudian bercerai dengan kristina. Kini Antasari membunuh Nasrudin dengan latar cinta pula
Berkaca dari permasalahan itu semua, Mungkin kita harus belajar kembali apa itu cinta??!! seorang pujangga Yunani, Plato pernah berkata, bahwa cinta yang murni adalah cinta yang bebas dari pengaruh nafsu kekelaminan. Ajaran cinta ini dikatakan olehnya cinta para Dewata.
Pertanyaan besar dalam diri kita. Akankah kita harus kembali mengamalkan yang telah lama punah itu??!!
memang benar brow,dari dulu beginilah cinta deritanya tiada akhir....."jika nafsu tidak bisa dikendalikan maka akibatnya akan fatl,nikmatnya cuma sebentar"dalam hitungan menit"deritanya tiada akhir....?thank dah berkunjung....!
Post a Comment